Sabtu, 19 Maret 2011

gue sengaja

kalo hari Jum'at, cowok pasti pada jum'atan dong, iya, dan gw juga. gw yang klo pas jum'atan pasti masih di kantor (ya iyalah, secara udah kerja, emang dagang! ;p) dan jum'atan pun di Masjid yang deket kantor (gak enak banget urutan kata2nya). yang jelas, masjid tempat gw langganan jum'atan itu deket sama sekolah, MI SD, dan SMP. tapi karena yg laen masih pada kecil2, kebanyakan yg jamaah (dan masih berseragam sekolah) adalah anak SMP itu.
faktanya, anak2 esempe itu kalo pas khotbah, sebelum dan sesudahnya, bukannya ngambil shaf tapi malah nongkrong2 di loteng (secara, itu masjid shalatnya di lantai 2). so pasti, karena notabene loteng itu adalah 'jalan umum' gw dan orang2 lain lewat situ untuk naik ke lantai 2. sebenernya ada dua loteng, kanan dan kiri. tapi biasanya sih yang banyak 'dihuni' anak2 esempe itu yg sebelah kanan. sebelah kiri dikit/ jarang. TAPI, gw lebih memilih untuk naik menggunakan loteng sebelah kanan yang 'rame' dengan anak nongkrong itu. KENAPA? GUE SENGAJA. iya, sengaja. sengaja biar mereka risih karena ada (setidaknya satu, dan itu gue) orang yang lewat situ disaat mereka leha2 nogkrong-mengobrol ria. sebenernya kesengajaan itu memang tindakan yang tersirat, menyimpan maksud lain, yaitu, BIAR MEREKA RISIH DAN TIDAK MAU LAGI NONGKRONG DISITU SELAMA KHUTBAH. itu adalah salah satu inti kesengajaan gue. buat anak2 yang nogkrong disitu yang mau komplain ke gue, silahkan. gue akan terima dengan kesiapan 'amunisi' jawaban. pastinya gue akan jawab kalo tindakan mereka itu kurang baik, karena; satu, sudah seharusnya mereka tidak mengobrol saat khutbah, dua, loteng itu merupakan jalan umum saudara2! jadi ketika orang terganggu saat menggunakan jalan itu, kesalahan ada pada kalian semua. So, saran saya, seharusnya mereka bertindak benar dengan tidak nongkrong disitu tetapi mengambil shaf dan mengikuti serta mendengarkan khutbah dengan baik.
kesengajaan yang tersirat. semoga itu bisa menyadarkan mereka dan tidak ada gangguan lagi selama jum'atan. amin :)

Tidak ada komentar: