*sebelumnya saya minta maaf jika tulisan ini lebih banyak menampilkan spoiler dari novelnya*
lagi baca novel Negeri di Ujung Tanduk-nya Tere Liye. cukup keren, juga kagum karena Tere Liye yang saya tau biasanya menulis novel2 bersifat drama yang banyak mengaduk emosi sepert Hafalan Shalat Delisa. saya tidak mau banyak bercerita tentang isi novelnya, silakan baca sendiri hehehe.. saya ingin bercerita tentang hal2 yang saya dapat (dan saya pikir berguna bagi saya) dan bisa dijadikan pelajaran.
lagi baca novel Negeri di Ujung Tanduk-nya Tere Liye. cukup keren, juga kagum karena Tere Liye yang saya tau biasanya menulis novel2 bersifat drama yang banyak mengaduk emosi sepert Hafalan Shalat Delisa. saya tidak mau banyak bercerita tentang isi novelnya, silakan baca sendiri hehehe.. saya ingin bercerita tentang hal2 yang saya dapat (dan saya pikir berguna bagi saya) dan bisa dijadikan pelajaran.
satu, tentang arti "petarung sejati", petarung yang benar2 bersih, tidak menggunakan cara2 yang curang. pertarungan ia jalani layaknya memberikan penampilan konser musik yang memukau. pertarungan yang disebutkan dalam novel adalah pertarungan bebas; saling adu pukul. tapi petarung dan pertarungan yang bisa kita ambil maknanya adalah dengan makna yang lebih luas, pertarungan dalam kehidupan, entah itu belajar, bekerja, mengurus keluarga dan lainnya. jadilah petarung sejati dalam pertarungan kehidupanmu. kau menang maka kau memenangkan kehidupan ini.
dua, tentang rapinya rencana, jaringan pertemanann yang kuat dan segala kelengkapannya. dalam novel, sang tokoh utama punya recana yang rapi, tim yang lengkap dan mumpuni di bidangnya (sang sekretaris yang siap sedia kapanpun dan dengan pekerjaan apapun, tim it dan jaringan pertemanan lainnya)
tiga, tempat persembunyian