kemaren seharian bareng Fitri, ada beberapa catatan yang ternyata patut diperhatikan
satu, kalo acaranya bareng orang non-Muslim, kita jadi diatur (waktunya) oleh mereka.
waktu diatur dari segi waktu untuk shalat. memang acara kemaren gak ada shalat dalam rundown-nya, padahal melewati waktu dzuhur dan ashar. untungnya ketika kita yang muslim minta izin untuk shalat, diberikan izin. tapi memang untuk hal penting ini, orang non-muslim sebaiknya memberikan pengertiannya dengan memberi jeda untuk shalat, jika perlu mengingatkan bagi kita agar beranjak shalat ketika sudah masuk waktunya.
dua, jangan terlalu banyak pertimbangan, jalani saja dulu apa yang akan dilakukan, fokus. ini mengacu pada perkataan fitri "mas edo terlalu banyak mikir, udah daftar aja dulu terus kuliah. pikirin kalo nanti jadi dosen atau pakar di bidang matematika". makjleb banget memang omongannya. ternyata setelah dipikir2 bener juga, saya banyak ngobrol bareng fitri soal kuliah s2 ujung2nya saya kebanyakan mikir "enaknya ambil jurusan apa ya? kalo jurusan ini susah gak? kalo jurusan itu kuliahnya gimana?" dan lain-lain. ah, harus segera menentukan pilihan
tiga, ternyata masih banyak orang (muslim) yang masih terlalu menjaga jarak
kepada orang non-muslim. kayaknya orang2 kita (yang muslim) terlalu lama bergaul dengan sesama muslim dan ketika ketemu sama yg gak seagama banyak yang masih canggung dan cenderung menjaga jarak seperti agak mikir2 dulu kalo temenan, main bareng, nginep di rumahnya atau apalah. menurut saya ini hal yang perlu dikoreksi. menurut saya karena orang2 terlalu sering hidup sesama muslim dalam waktu yang lama dan banyak yang belum pernah atau sedikit sekali berdampingan dengan non-muslim. jadinya pas ketemu sama orang non muslim, takut, jaga jarak, seolah2 mereka itu 'berbahaya'. makanya, saya sih berharap orang2 tuh lebih terbuka untuk hal ini, karena mau gak mau mereka (orang2 muslim) entah kapan, pasti menghadapi orang2 tersebut. sama2 orang kok takut? :D
catatan: ternyata kata kakak saya, ada hadis yang menyebutkan kalau Sahabat Umar bin Kaththab juga pernah shalat di gereja.
kepada orang non-muslim. kayaknya orang2 kita (yang muslim) terlalu lama bergaul dengan sesama muslim dan ketika ketemu sama yg gak seagama banyak yang masih canggung dan cenderung menjaga jarak seperti agak mikir2 dulu kalo temenan, main bareng, nginep di rumahnya atau apalah. menurut saya ini hal yang perlu dikoreksi. menurut saya karena orang2 terlalu sering hidup sesama muslim dalam waktu yang lama dan banyak yang belum pernah atau sedikit sekali berdampingan dengan non-muslim. jadinya pas ketemu sama orang non muslim, takut, jaga jarak, seolah2 mereka itu 'berbahaya'. makanya, saya sih berharap orang2 tuh lebih terbuka untuk hal ini, karena mau gak mau mereka (orang2 muslim) entah kapan, pasti menghadapi orang2 tersebut. sama2 orang kok takut? :D
catatan: ternyata kata kakak saya, ada hadis yang menyebutkan kalau Sahabat Umar bin Kaththab juga pernah shalat di gereja.
empat, tetap menjunjung tinggi siapa/ apapun yang berjasa kepada kita. mungkin peribahasa yang tepat adalah "kemana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". apa dan siapapun dia, kalo memang itu mendukung kita dengan baik untuk menjadi lebih baik, maka sudah sepatutnya kita menghormatinya, mengikuti aturannya. seperti asrama temapt kita tinggal saat masih kuliah, sudah sepantasnya sebagai penghuni yang sudah mendapat tempat tinggal, mengikuti segala aturan dan kegiatan yang ada. jika tidak , sama saja kita tidak mempunyai rasa terimakasih. mungkin bisa dicontohkan seperti Son Goku yang bukan manusia dari bumi (dia berasal dari planet Vegeta) yang tetap berusaha membela dan menyelamatkan bumi karena dia tumbuh besar dan kuat di bumi.
apa yang akan jadi catatan selanjutnya? ;)
apa yang akan jadi catatan selanjutnya? ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar