Jumat, 14 Juni 2013

Promosi Pagi-pagi (di Kampus)


beberapa minggu terakhir ini di kampus sering dijumpai para mahasiswa yang berbondong2 mengadakan promosi. baik itu promosi kegiatan ataupun kampanye suatu gerakan. sebagai contoh, ada anak KSR PMI yang mempromosikan acara donor darah, ataupun juga para mahasiswa anti rokok yang memperingati hari anti tembakau sedunia. mereka berjalan mengelilingi kampus pagi2 di saat jam kuliah akan dimulai. strategi yang bagus karena pagi2 orang2 masih segar belum ada gangguan? mungkin saja tidak. saya sendiri tidak punya pengalaman belajar tentang teori komunikasi tentang promosi ataupun lainnya, tapi saya banyak memperhatikan dari apa yang saya baca, dan saya sedikit-banyak belajar dari situ. agar sedikit berbeda, untuk penjelasan ini mungkin saya menggunakan thesis-antithesis dari sudut pandang para pelaku promosi dan argumen dari saya (ciyee..) 
oke, pertama kita pakai thesis dari segi para mahasiswa pelaku promosi. 
kami melakukan promosi jelas untuk memberitau kepada khalayak di kampus agar acara kita diketaui dan bisa direspon dan para khalayak datang ke acara kami. tentang berkeliling kampus, kami melakukannya sebagai direct promotion, langsung menemui target dalam hal ini para civitas akademika di kampus uin. tentunya kami juga melakukan juga indirect promotion dalam bentuk spanduk, leaflet ataupun baliho. perihal waktu di pagi hari, kami sudah memikirkannya, sudah memicarakannya dalam rapat panitia kami dan sudah disetujui disana. kami berpikir bahwa pagi hari adalah saat yang tepat untuk penyebaran informasi (tentang acara kami), di saat pikiran para mahasiswa masih belum terisi dengan segala hal tentang perkuliahan, tugas atau lainnya, alangkah baiknya ketika otak yang masih segar bisa mendapat informasi tentang acara kami ini sehingga secara psikologis mereka akan terngiang - minimal dalam jangka waktu yang pendek - info ini dapat menempel di pikiran bawah sadar mereka sehingga - seperti halnya efek dari bombardir iklan di media - acara kami juga mereka ingat. jadi, strategi ini bisa dibilang cukup bagus untuk promosi ini. dan semoga acara kami banyak diketahui dan akhirnya ramai didatangi.
nah, itu thesis yang saya buat sebagai argumen dari sisi si empunya acara yang melakukan promosi. sekarang saya akan memberikan argumen yang (mungkin) bisa menjadi antithesis dari argumen diatas
. sebenarnya mungkin saya menyanggah dari segi waktu promosi mereka di pagi hari. 
pagi hari memang waktu dimana orang-orang mulai melakukan aktivitas, dan pikiran masih segar karena masih belum di'kotori' oleh hal-hal yang rumit tentang kuliah, tugas, pekerjaan ataupun lainnya. seperti halnya wadah yang masih kosong, ketika ada hal yang masuk, tentu gampang untuk masuk. nah, sanggahan saya berkaitan dengan lokasi promosi ini. promosi dilakukan di lingkungan kampus dengan waktu menjelang mulai waktu kuliah (sekitar pukul 7 - 8 pagi). dan yang terpenting disini adalah, pada waktu tersebut orang-orang/ para civitas akademika cenderung memikirkan urusannya sendiri karena kebanyakan mahasiswa yang datang pagi hari memang datang untuk masuk kuliah pagi. so, these promotions could be rejected by them, because they think "I'd rather choose to think my bussiness (about study, etc) first than giving concern about those promotions". kalaupun para promotor membagikan flyer ataupun lainnya, mungkin hanya mereka ambil tanpa banyak menaruh perhatian dan langsung kembali fokus ke tujuan awal dia datang pagi-pagi. 
perihal "terrekam dalam otak bawah sadar" mungkin (ini hanya argumen saya saja) ketika otak sudah terfokus pada satu masalah, kemungkinan untuk masuknya persoalan lain ke dalamnya bisa jadi sangat kecil. kecuali memang otak si pemilik kurang teguh dalam memfokuskan diri pada suatu objek dan gampang menerima distraction. sebagai bukti, seperti yang saya bilang tadi, informasi yang mereka dapat itu hanya menjadi angin lalu, pamflet yang mereka terima akan mereka taruh (atau bahkan dibuang). ada juga memang kemungkinan lain, jika si penerima informasi adalah orang yang memang punya minat di bidang tersebut, dia mungkin menerima informasi itu dan dia berniat untuk datang/ mengikutinya. hal yang sama juga mungkin terjadi jika si penerima informasi adalah civitas akademika lain seperti pegawai, dia mungkin memperhatikan sekilas, tapi kemudian kembali berfokus kepada pekerjaannya.
poin yang ingin saya soroti disini adalah penentuan waktu/ timing. karena semua perlu waktu yang tepat, orang yang mau nembak pacarnya aja perlu timing yang tepat, mood yang tepat, biar bisa sukses, begitu juga promosi. oke, sudah dijelaskan dalam thesis dari pihak pemilik acara tentang waktu pagi yang mereka pilih, dan ini antithesis-argumen dari saya. seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, waktu pagi hari ini tidak/ kurang berhasil dalam lingkungan kampus, yang mana aktivitas di pagi hari dimulai dengan perkuliahan. selain faktor lokasi, juga audience/ target informasi yang berupa mahasiswa yang datang pagi hari untuk kuliah. penjelasannya sudah ada diatas.
saya tidak ingin memperpanjang perdebatan, mungkin lebih baik saya anggap bukan sanggahan, tapi lebih kepada saran bagi mereka yang melakukan promosi pagi-pagi. timing yang tepat dapat menghasilkan hasil yang memuaskan. saya berpendapat waktu pagi hari kurang tepat dengan kenyataan yang ada bagi para civitas akademika di kampus. saran saya, waktu yang diambil untuk promosi adalah waktu istirahat jam kedua atau ketiga kuliah. dalam kasus di kampus UIN, waktu tersebut adalah jam 9. 10 atau lebih pas lagi jam 11. karena kebanyakan kuliah jam pertama adalah 2 sks keatas yang biasanya berakhir jam 11. juga karena saat tersebut para mahasiswa beranjak untuk istirahat makan siang. dari sisi mahasiswa juga, ketika ada informasi yang datang, dapat diterima dengan baik karena mereka sudah mulai meninggalkan fokus mereka terhadap kuliah yang sudah dijalani pagi tadi.opsi waktu lain adalah pas jam pulang kuliah, sekitar pukul 15.00 - 16. 30. di saat itu juga para mahsiswa sudah selesai kuliah dan tidak ada (atau setidaknya berkurang) fokus untuk memikirkan perkuliahan dan melepas penat. jam 11 dan jam 15 ini bisa jadi merupakan prime time untuk audience berupa mahasiswa. selain itu juga, para mahasiswa banyak berhamburan ketika waktu kuliah selesai, kesempatan ini menjadikan promosi lebih efektif dengan kita menginformasikan hanya di jalan yang dilewati para mahasiswa tersebut, tidak usah berkeliling kampus mampir ke masing-masing fakultas. tidak usah terlalu jauh menjemput bola.
untuk argumen waktu ini, dasar yang saya pakai adalah mengambil strategi yang dipakai para media televisi. jam pulang kerja (sekitar 17.00 - 20.00) adalah prime time atau waktu prima untuk menampilkan acara-acara unggulan sehingga audience yang dicakup pun banyak. ini didasarkan pada kenyataan bahwa televisi adalah media hiburan, dan orang yang pulang kerja membutuhkan hiburan. strategi lain yang juga menjadi dasar pemikiran saya adalah timing yang dipakai admin social media suatu brand dalam melakukan promosi lewat twitter. mereka tidak akan menyebarkan informasi tentang produknya pada jam kerja, tapi memilih pada jam istirahat seperti jam makan siang, sore pada jam pulang kantor ataupun malam menjelang jam istirahat audience mereka. intinya, semua strategi yang dipakai ini didasarkan pada audience dan waktunya. mereka tidak akan menerima informasi ketika pikiran mereka terfokus pada kewajiban/ tugas utama mereka. 
satu hal penting lain yang perlu diperhatikan untuk menggunakan strategi timing ini adalah bahwa promosi yang dilakukan ini dilakukan sebelum hari acara diadakan. kebanyakan acara yang dipromosikan mahasiswa di pagi hari itu diadakan pada hari itu juga. jika strategi yang saya tawarkan ini dipakai, pasti tidak akan berhasil, karena acaranya mungkin sudah dimulai dan promosi itu seaka mubadzir. makanya, strategi ini dilakukan pada beberapa hari sebelum acara dimulai. jika acara diadakan 3 hari lagi, tentunya siang hari ini dan esok hari bisa dilakukan promosi tersebut. 
ada satu kelemahan dari strategi dari saya ini, yaitu jeda waktu yang panjang antara informasi diterima audiens dan saat acara diadakan. bisa jadi hari ini dia menerima informasi acara ini berupa suara, pamflet atau flyer, tapi ketika esok hari setelah dia pulang ke rumah, informasi bisa terlupakan begitu saja dan tak diingat ketika kembali ke kampus. ini bertolak belakang dan malah menjadi keunggulan bagi promosi pagi-pagi. tapi kelemahan ini dapat diantisipasi dengan media lain seperti spanduk dan baliho acara. dan memang itulah salah satu fungsi dari media tersebut. memang masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. tapi saya hanya memberikan saran, jika memang berguna saya pun bersyukur. harapan saya semoga mahasiswa UIN terutama dan kampus lain umumnya bisa tetap berekspresi dan berinovasi lewat acara mereka dan bisa memberikan manfaat bagi diri dan orang lain. 
Wallahu A'lam :)

[update]: untuk sedikit referensi tentang pikiran bawah sadar, bisa baca disini 

Tidak ada komentar: