Selasa, 09 Juli 2013

Lucu


Parodi, sebaliknya, lebih cenderung nakal, jahil, tapi tanpa sikap militan yang menghantam sasaran. Di dalamnya ada sifat humor yang mendasar. Di dalamnya tertawa adalah untuk kami dan sekaligus untuk kita. "Tertawa tampaknya butuh sebuah gema," kata Henri Bergson dalam risalahnya tentang tertawa. Ketika kita tertawa sendirian di perpustakaan membaca sebuah lelucon, kita sebenarnya tertawa bersama dengan orang lain, entah di mana, baik dengan si pembuat lelucon itu maupun mereka yang membaca lelucon yang sama.
paragraf diatas itu adalah kutipan dari Caping Goenawan Muhammad yang berjudul "Tertawa". menurut saya itu adalah suatu teori, teori tentang (bagaimana orang) tertawa. mungkin banyak orang menganggap urusan "tertawa" ini urusan sepele, karena tertawa cenderung muncul spontan dan tanpa direncanakan. memang kegiatan tertawa biasanya muncul secara spontan, begitu kita mendengar sesuatu yang lucu, otak kita terrangsang dan badan kita terpicu untuk mengekspresikan/ merespon hal lucu tersebut dengan tertawa. nah, saya sendiri ingin mengajukan satu analogi-atau bisa juga disebut teori tentang filosofi hal lucu. agak jauh, tapi masih berkaitan juga sih dengan tertawa, karena tertawa dipicu oleh hal yang lucu.
teori saya adalah: "orang biasanya akan menyimpulkan suatu hal itu lucu karena hal itu tidak berada pada tempat yang sesuai". contohnya: saat Mr. Bean mengikuti lomba binatang peliharaan paling nurut untuk berjalan di papan. peserta yang lain mengikutkan anjing2 mereka, sedangkan 'binatang peliharaan' Mr. Bean adalah boneka beruang kecil miliknya. para anjing peserta lomba itu gagal untuk melewati tantangan2 lomba itu, sedangkan 'peliharaan' Mr. Bean menang karena jelas menang karena menurut sepanjang perlombaan. contoh diatas termasuk hal yang lucu. Mr. Bean menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. dia mengikutkan boneka ke dalam perlombaan binatang peliharaan. tentu saja itu tidak pas dan cenderung bersifat lucu.
mungkin anda bisa mendapatkan contoh2 lain dari lelucon2 yang ada dalam film komedi, film kartun, lenong, ketoprak atau hal2 lain sumber lelucon. menurut saya, semua hal2 lucu yang ditemukan itu sesungguhnya adalah hal yang tidak sesuai dengan hal yang seharusnya. karena hal itu tidak biasa, jadilah hal itu disebut lucu.
barangkali anda punya teori lain tentang hal lucu? :)
nb: salah satu contoh simpel untuk hal lucu

Tidak ada komentar: